Ubah Tantangan Ekonomi Jadi Peluang! Simak Strategi Influencer Marketing di Tahun 2025!
Ekonomi global sedang tidak ramah. Angka inflasi naik, daya beli masyarakat melambat, dan kompetisi antar brand makin gila- gilaan. Tapi di balik itu semua, ada satu hal yang menarik yakni justru di tengah tekanan ekonomi ini, banyak brand malah naik kelas. Kok bisa? Kuncinya ada di satu kata sih, adaptasi. Adaptasi paling relevan di era digital sekarang adalah lewat strategi influencer marketing.
Influencer bukan cuma tren internet yang viral sesaat. Mereka adalah wajah baru digital branding, media hidup yang bisa menyampaikan pesan brand dengan cara yang lebih personal, lebih relevan, dan pastinya, lebih dipercaya.
Baca juga: Membangun Platform Influencer Marketing yang Revolusioner
Influencer Marketing Bukan Lagi Tambahan, Tapi Inti dari Strategi Digital
Dulu influencer marketing mungkin dianggap “opsi tambahan.” Kalau ada sisa budget, baru deh dipakai buat endorse. Tapi di tahun 2025, influencer marketing udah jadi inti dari strategi digital banyak brand mulai dari korporasi besar sampai UMKM.
Kenapa? Karena orang- orang lebih percaya rekomendasi dari seseorang yang mereka follow dan mereka tonton setiap hari di media sosial. Ketika seorang influencer membagikan pengalaman pribadi mereka dengan produk atau jasa tertentu, audiens merasa itu nyata. Gak seperti iklan berbayar yang biasanya kerasa “menjual”, konten dari influencer lebih terasa kayak obrolan dari teman ke teman. Inilah salah satu yang bikin konten mereka jauh lebih berpengaruh dalam membentuk keputusan beli.
Ubah Tantangan Ekonomi Jadi Peluang! Simak Strategi Influencer Marketing di Tahun 2025! (Sumber: Unsplash)
Baca juga: Cara Sederhana Meningkatkan ROI di Media Sosial dengan Influencer Marketing
Dari Krisis ke Peluang: Cara Influencer Membantu Brand Bertahan dan Berkembang
Saat ekonomi gak stabil, perilaku konsumen pun ikut berubah. Mereka lebih berhati- hati dalam membelanjakan uang, lebih kritis terhadap produk, dan lebih suka membeli dari brand yang beneran punya nilai, bukan cuma punya produk bagus. Jadi, di sinilah peran influencer makin terasa.
Influencer bisa jadi penghubung antara brand dan audiens dengan menyampaikan nilai dan pesan brand secara lebih emosional. Mereka mampu membangun kepercayaan lewat gaya komunikasi yang otentik, storytelling yang menyentuh, dan konten yang relatable. Bahkan di banyak kasus, influencer mampu menghidupkan brand yang tadinya terasa “dingin” jadi lebih “manusiawi”.
Brand yang jeli akan memanfaatkan kekuatan ini untuk membangun brand loyalty di tengah ketidakpastian ekonomi. Selain menjual produk, mereka juga membangun komunitas lewat influencer yang mereka gandeng.
Baca juga: Alasan Brand Pilih IAM.id Sebagai Partner Strategis di Dunia Digital dan Influencer Marketing
Evolusi Konten di Era Influencer: Otentik, Relevan, dan Manusiawi
Salah satu alasan kenapa influencer marketing makin efektif di 2025 adalah karena gaya konten yang juga ikut berubah. Masyarakat sekarang udah jenuh dengan konten yang terlalu sempurna, terlalu mengilap, dan terasa “settingan”. Jadi sekarang yang mereka cari adalah konten otentik yang lebih jujur, apa adanya, dan bisa dirasakan.
Influencer yang berhasil di tahun ini biasanya punya satu kesamaan yaitu mereka tahu cara menyampaikan pesan brand tanpa terasa seperti jualan. Mereka bercerita. Mereka berbagi pengalaman. Mereka bikin audiens merasa, “eh, ini kan gue banget!”. Konten yang kayak gini jelas bisa mengundang like dan comment sekaligus menarik kepercayaan dan loyalitas.
Brand yang mau bertahan di tengah tekanan ekonomi harus berpindah dari yang cuma mengejar viralitas ke membangun relasi jangka panjang lewat konten yang bernyawa.
Baca juga: AI dalam Influencer Marketing, Meningkatkan Otentisitas atau Menurunkan Kepercayaan?
Influencer yang Tepat Itu Lebih dari Sekedar Follower
Di masa lalu, banyak brand terjebak dalam angka. Siapa yang follower-nya jutaan, itulah yang dikejar. Tapi di 2025, banyak yang sadar bahwa angka besar gak selalu berarti dampak besar. Engagement rate, kualitas interaksi, dan kesesuaian nilai antara influencer dan brand jauh lebih penting.
Micro-influencer, bahkan nano-influencer mulai dilirik karena mereka punya audiens yang kecil tapi loyal. Mereka punya kedekatan yang lebih personal dengan followers-nya, sehingga pesan brand yang mereka sampaikan terasa lebih tulus dan dipercaya. Ini adalah pendekatan yang lebih strategis dan efisien, terutama buat brand yang mau menjangkau pasar yang spesifik.
Baca juga: Transformasi Influencer Marketing dari Selebritis hingga Mikro influencer
Endorsement yang Cerdas: Dari Sekali Posting ke Kolaborasi Jangka Panjang
Brand yang sukses di influencer marketing sekarang bukan lagi yang bisa bayar influencer untuk satu kali posting. Pola pikirnya udah berubah. Sekarang brand lebih fokus ke kolaborasi jangka panjang, di mana influencer benar- benar mengenal produk, punya pengalaman nyata menggunakannya, dan akhirnya bisa merekomendasikan dengan penuh keyakinan.
Hubungan seperti ini menghasilkan konten yang lebih kuat dan lebih dipercaya. Influencer bukan kayak “papan iklan digital”, tapi partner strategis yang turut berkontribusi dalam membentuk image dan nilai brand di mata publik.
Baca juga: Yuk UMKM, Atasi Tantangan Influencer Marketing dengan IAM.id!
Platform Digital: Gak Semua Tentang Instagram dan TikTok
Walaupun TikTok dan Instagram masih jadi primadona, jangan lupa ada kekuatan dari platform lain seperti YouTube Shorts, LinkedIn, bahkan podcast. Setiap platform punya karakter audiens yang berbeda, dan strategi influencer marketing yang efektif adalah yang bisa memahami di mana target market-nya berada.
Misalnya untuk produk B2B atau layanan profesional, LinkedIn bisa jadi lahan yang potensial. Sementara untuk produk lifestyle atau beauty, TikTok dan Instagram masih jadi arena yang seru untuk eksplorasi. Kuncinya adalah mengenal audiens dan menyesuaikan gaya komunikasi di tiap platform digital.
Baca juga: Ketahui 6 Keuntungan Memilih Agency Influencer Marketing Dibandingkan Influencer Individu
Influencer Marketing Sebagai Bagian dari Branding Digital yang Besar
Jangan salah, influencer marketing itu bukan melulu soal promosi produk. Karena influencer marketing udah jadi bagian dari ekosistem branding digital yang lebih luas. Influencer membantu membentuk persepsi publik, menciptakan narasi seputar brand, dan menanamkan value yang bisa dikenang oleh audiens.
Brand yang mau tetap relevan dan punya masa depan cerah harus menempatkan strategi ini dalam blueprint digital mereka. Jadi bukan cuma tentang endorse dan reach, tapi tentang relevansi, hubungan, dan kepercayaan.
Baca juga: Menavigasi Hambatan dan Tantangan Umum dalam Sistem Influencer Marketing
Tahun 2025 bukan tahun yang mudah memang. Tapi bukan juga tahun yang mustahil. Di tengah tantangan ekonomi, peluang terbuka buat mereka yang mau berubah, beradaptasi, dan mendekatkan diri ke konsumen dengan cara yang lebih manusiawi. Tentu influencer marketing bisa jadi salah satu jembatan terkuat untuk menuju ke sana.
Jadi, kalau kamu adalah brand, UMKM, atau mungkin seorang content creator yang mau naik kelas, sekaranglah saatnya mulai membangun strategi digital yang kuat, yang bukan cuma keren, tapi juga berdampak. Semangat dan jangan lupa join IAM.id ya!