#KaburAjaDulu, Apa Artinya untuk Strategi Branding Gen Z?
Di tengah kondisi sosial, ekonomi, dan politik yang terasa makin gak menentu, muncul satu tren baru di kalangan Gen Z Indonesia yaitu #KaburAjaDulu yang bukan cuma tentang healing tipis- tipis ke puncak, tapi benar- benar "kabur" ke luar negeri, mau itu untuk liburan panjang, kerja remote, kuliah, sampai cari tempat yang dianggap lebih “aman” secara mental dan masa depan.
Nah pertanyaannya, sebagai brand, harus bersikap apa? Gak relevan? Atau justru ini peluang baru untuk koneksi yang lebih dalam?
Baca juga: Tips Bikin Storytelling di TikTok yang Bikin Audiens Tertarik
#KaburAjaDulu Bukan Tren Biasa
Tren ini bukan soal jalan- jalan biasa sih, tapi refleksi rasa jenuh, lelah, dan kehilangan arah di tengah situasi dalam negeri yang dianggap terlalu penuh tekanan. Gen Z dikenal sebagai generasi yang sadar akan kesehatan mental, melek informasi global, dan makin ingin hidup dengan nilai yang mereka yakini.
Mereka pun mulai membentuk komunitas baru secara digital di beberapa negara, dari Thailand, Jepang, Turki, sampai Jerman. Mereka juga masih aktif di media sosial, tetap konsumsi konten, dan tetap engage dengan brand. Hanya saja, cara mereka melihat brand berubah.
Baca juga: Short-Form Video untuk Branding, Kenapa Indonesia Gila dengan Tren Ini?
Apa Dampaknya Buat Strategi Branding?
1. Brand Harus Paham Realita Audiens
Kalau brand kamu masih pakai pendekatan “semua baik- baik saja”, siap- siap ditinggal. Gen Z menghargai brand yang aware, berani acknowledge realita, dan gak asal jualan di tengah situasi yang kompleks.
2. Koneksi Emosional Lebih Diutamakan dari Promosi
Konten yang relate seperti: “Kopi ini nemenin gue adaptasi pagi-pagi di Tokyo.” lebih kuat dampaknya daripada cuma, “Kopi enak, bisa diminum kapan aja.”
Gen Z lebih engage dengan storytelling yang manusiawi, bukan copy-paste iklan.
3. Brand Lokal Bisa Tetap Relevan, Asal Adaptif
Meski mereka "kabur", bukan berarti mereka anti brand lokal. Justru banyak yang bangga menunjukkan produk lokal di luar negeri. Tapi ya itu, gaya komunikasinya harus berubah jadi lebih jujur, kasual, dan gak menggurui.

#KaburAjaDulu, Apa Artinya untuk Strategi Branding Gen Z? (Sumber: Unsplash)
Baca juga: Social Commerce Boom 2025! Live Shopping ala Influencer untuk Brand Lokal
Strategi Influencer Marketing yang Bisa Dipakai
1. Ajak Content Creator yang Lagi Tinggal di Luar Negeri
Banyak Gen Z yang stay di luar negeri tapi masih punya koneksi kuat dengan audiens Indonesia. Kolaborasi dengan mereka bisa jadi jembatan yang powerful. Mereka bisa jadi storyteller yang relate dan aspiratif di saat bersamaan.
2. Bangun Narasi “Dimanapun Kamu, Brand Ini Tetap Nyambung”
Gunakan pendekatan yang fleksibel. Tunjukkan kalau produk kamu bisa hadir dan relevan di mana pun audiens berada, baik secara fisik maupun emosional.
3. Jangan Ragu Masuk ke Obrolan yang Lebih Dalam
Gen Z menghargai brand yang mau ikut diskusi soal burnout, quarter life crisis, sampai mimpi punya hidup lebih layak.
Tapi ingat! Ini bukan untuk eksploitasi, tapi empati.
Baca juga: Strategi Ekspansi Kopi Kenangan yang Bisa Kamu Pelajari
Mereka Kabur, Tapi Masih Terhubung
#KaburAjaDulu bukan berarti mereka putus koneksi dengan dunia. Justru Gen Z makin aktif di ruang digital, karena mereka share pengalaman, cerita, keresahan, dan harapan mereka dengan cara yang sangat terbuka.
Sebagai brand, ini bukan saatnya menghindar, tapi belajar membaca perubahan dan adaptif dalam cara membangun relasi. Dengan strategi influencer marketing, konten digital, dan pendekatan storytelling yang tepat, kamu tetap bisa jadi brand yang mereka pilih meski jaraknya ribuan kilometer.
Baca juga: 5 Branding Lokal Indonesia yang Ceritanya Keren dan Strateginya Matang
Mau bangun strategi influencer marketing yang nyambung sama cara pikir Gen Z hari ini? IAM.id siap bantu dari riset audiens sampai eksekusi konten digital yang real dan relevan buat brand kamu! Yuk join!



